Rabu, 08 Juli 2015

MERKURI(Hg):ANTARA MANFAAT DAN EFEK PENGGUNAANNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN



Tugas Paper Ilmu Lingkungan
MERKURI(Hg):ANTARA MANFAAT DAN EFEK PENGGUNAANNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN



Oleh
Weni Listia Ningrum
12008024

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015
MERKURI(Hg):ANTARA MANFAAT DAN EFEK PENGGUNAANNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ABSTRAK
Pencemaran suatu lingkungan oleh ion logam berat selalu menjadikan masalah bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga sangat penting untuk memonitor keberadaan ion logam berat dalam lingkungan. Salah satu ion logam berat yang berbahaya bagi kesehatan adalah merkuri (Hg). Merkuri merupakan logam berat yang toksik dan dapat diabsorpsi dengan mudah oleh manusia dan organisme lain. Merkuri dalam bentuk unsur ataupun ionnya sudah merupakan racun dalam jumlah yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap keberadaan spesies merkuri dengan suatu teknik analisis yang tepat, sehingga dapat mendeteksi keberadaan spesies merkuri tersebut. Batas konsentrasi ion merkuri yang diperbolehkan sangat kecil dalam satuan mg mL-1.
Kata Kunci : merkuri,


1.PENDAHULUAN
            Merkuri, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Cd, Pb, Cr, dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab terjadinya alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Merkuri merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar, mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup. Secara sederhana dapat dijelaskan bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Sifat metil merkuri yang dapat terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup itulah yang membawa penyakit. Berbagai metode digunakan untuk mengurangi konsentrasi logam berat seperti merkuri yang akan dibuang ke perairan, tetapi dalam jangka panjang (lama) perlakuan tersebut dapat merusak lingkungan akibat dari akumulasi yang tidak sebanding dengan masa dari lingkungan tersebut. Metode yang baik tentunya dengan cara penetralan logam berat (merkuri) yang aktif tersebut menjadi senyawa yang kurang aktif dengan menambahkan senyawa-senyawa tertentu, kemudian baru dilepas ke lingkungan perairan. Namun demikian pembuangan logam berat non aktif ini juga menjadi masalah. Hal ini terjadi karena dapat dengan mudah mengalami degradasi oleh lingkungan menjadi senyawa yang dapat mencemari lingkungan.

2. PEMBAHASAN
1.Merkuri dan Manfaatnya
Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Secara alami merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA= 80) serta memiliki massa molekul relatif (MR= 200,59), dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, 2006).
Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran,pertanian, dan industry. Bidang kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 di mana merkuri digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin. Komponen merkuri organic digunakan untuk obat diuretika sampai bertahun-tahun dan juga sebagai bahan kosmetik.
            Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur sehingga baik digunakan untuk pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organic juga digunakan untuk pembasmi hama pada tanaman seperti buah apel,tomat,kentang,dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi. Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Mungkin ini disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, kerena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi. (FAO/WHO, 1976).

2.Merkuri dan Toksisitasnya
Merkuri, baik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk tubuh manusia lewat pencernaan, bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Namun bila dalam bentuk logam, biasanya sebagian besar bisa diekskresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal dan system saraf, yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, namun dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Oleh karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat dapat menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli, dan berbagai gangguan lain seperti yang terjadi pada kasus minamata(Parvaneh,1979).
Merkuri yang terhisap dapat lewat udara berdampak akut atau terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya. Pada keracunan merkuri tingkat awal,pasien merasa mulutnya kebal, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Jika terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi pada sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil (Edward, 2008).
Logam berat (Hg dan Pb) dalam air kebanyakan berbentuk ion dan logam tersebut diserap oleh kerang secara langsung melalui air yang membran insang atau melalui makanan. Selain itu juga dapat melalui kulit dan lapisan mukosa yang selanjutnya diangkut darah dan dapat tertimbun dalam jantung dan ginjal kerang. Toksisitas yang ditimbulkan akibat akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian bagi biota air yang mengkonsumsinya. (Ibnu Dwi Buwono dkk, 2005).
3. Merkuri dan Efeknya terhadap Manusia dan Lingkungan
            Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas dimana ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian(Christian,1970). Semua komponen merkuri dalam bentuk metil dan bentuk alkil yang masuk kedalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebakan kerusakan permanen pada otak, hati dan ginjal(Roger,1984).
Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri tergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya kedalam tubuh dan lamanya berkembang. Bentuk organic seperti metil-merkuri, sekitar 90% diabsorbsi oleh dinding usus, hal ini jauh lebih besar daripada bentuk anorganik yang hanya sekitar 10%. Akan tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif daripada bentuk organic. Bentuk organic tersebut juga dapat menembus barrier darah dan plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenetik dan gangguan saraf(Darmono,2001). Indikator toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau urin dan rambut. Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan, biasanya menyerang sistem saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen merkuri dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein dan sistem enzim (Pinta, 1975).
            Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organic. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke 18 dan 19 dengan gejala tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke 18 , karena banyak pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut. Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan kronis akan menyebabkan kematian. Selain toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg organic juga menimbulkan toksisitas yang sangat berbahaya.

3. KESIMPULAN
1.Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Secara alami merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut.
2.Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Bidang kedokteran, juga dalam bidang pertanian dan dalam bidang industri.
3.Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organic.


Daftar Pustaka
Alfian, Zul. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. USU Repository.
Crishtian.1970. Atomic Absorption Spectroscopy Application In Agriculture. Biology and Medicine Inc, New York.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemarannya, hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press.Jakarta.
Edward. (2008). Pengamatan Kadar Merkuri di Perairan Teluk Kao (Halmahera) dan Perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara Sains. Volume 12. No. 2.November 2008. p. 97-98.
FAO/WHO. (1976). Mercury, Environmental Health Criteria I. Geneva: WHO.
Ibnu Dwi Buwono, dkk. (2005). Upaya Penurunan Kandungan Logam Hg (Merkuri) dan Pb (Timbal) pada Kerang Hijau (Mytilus viridis Linn) dengan Konsentrasi dan Waktu Perendaman Na2CaEDTA yang Berbeda. Jurnal Bionatura. Vol.7. No.3. November 2005. p192-195.
Irving. 1975. Ammoniate Mercury Toxicity in Cattle.can.vet,16:153-156.
Parvaneh. 1979. An Investigation on the Mercury Contamination of Persian Gulf Fish. Bull. Environ. Contam.Toxical. 23:357.  
Pinta, M., (1975), Detection and Determination of Trace Elements. USA: Ann Arbor Science Publisher, Inc.
Roger.1984. Water Analysis:Inorganic Species 2nd Ed.Orlando, Florida, Academic Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar