Tugas
Paper Ilmu Lingkungan
MERKURI(Hg):ANTARA
MANFAAT DAN EFEK PENGGUNAANNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Oleh
Weni
Listia Ningrum
12008024
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015
MERKURI(Hg):ANTARA
MANFAAT DAN EFEK PENGGUNAANNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ABSTRAK
Pencemaran suatu lingkungan oleh ion logam berat
selalu menjadikan masalah bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia,
sehingga sangat penting untuk memonitor keberadaan ion logam berat dalam lingkungan.
Salah satu ion logam berat yang berbahaya bagi kesehatan adalah merkuri (Hg).
Merkuri merupakan logam berat yang toksik dan dapat diabsorpsi dengan mudah oleh
manusia dan organisme lain. Merkuri dalam bentuk unsur ataupun ionnya sudah
merupakan racun dalam jumlah yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkajian terhadap keberadaan spesies merkuri dengan suatu teknik analisis
yang tepat, sehingga dapat mendeteksi keberadaan spesies merkuri tersebut. Batas
konsentrasi ion merkuri yang diperbolehkan sangat kecil dalam satuan mg mL-1.
Kata Kunci : merkuri,
1.PENDAHULUAN
Merkuri,
di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan
dapat bersifat racun, seperti Cd, Pb, Cr, dan lain-lain. Logam berat ini dapat
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat
tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai
penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh
lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab terjadinya alergi,
mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Merkuri merupakan logam dengan
ikatan metalik terlemah dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur
kamar, mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini
sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup. Secara
sederhana dapat dijelaskan bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh
manusia. Sifat metil merkuri yang dapat terakumulasi di dalam tubuh makhluk
hidup itulah yang membawa penyakit. Berbagai metode digunakan untuk mengurangi
konsentrasi logam berat seperti merkuri yang akan dibuang ke perairan, tetapi
dalam jangka panjang (lama) perlakuan tersebut dapat merusak lingkungan akibat
dari akumulasi yang tidak sebanding dengan masa dari lingkungan tersebut.
Metode yang baik tentunya dengan cara penetralan logam berat (merkuri) yang
aktif tersebut menjadi senyawa yang kurang aktif dengan menambahkan
senyawa-senyawa tertentu, kemudian baru dilepas ke lingkungan perairan. Namun
demikian pembuangan logam berat non aktif ini juga menjadi masalah. Hal ini
terjadi karena dapat dengan mudah mengalami degradasi oleh lingkungan menjadi
senyawa yang dapat mencemari lingkungan.
2. PEMBAHASAN
1.Merkuri
dan Manfaatnya
Merkuri (Hg)
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam
batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan
organik. Secara alami
merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Merkuri adalah
unsur yang mempunyai nomor atom (NA= 80) serta memiliki massa molekul relatif
(MR= 200,59), dapat
mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi
maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, 2006).
Pemanfaatan
logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri telah banyak
digunakan dalam bidang kedokteran,pertanian, dan industry. Bidang kedokteran
telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 di mana merkuri digunakan untuk
pengobatan penyakit kelamin. Komponen merkuri organic digunakan untuk obat
diuretika sampai bertahun-tahun dan juga sebagai bahan kosmetik.
Dalam bidang pertanian, merkuri
digunakan untuk membunuh jamur sehingga baik digunakan untuk pengawet produk
hasil pertanian. Merkuri organic juga digunakan untuk pembasmi hama pada
tanaman seperti buah apel,tomat,kentang,dan juga digunakan sebagai pembasmi
hama padi. Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik
yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Mungkin ini
disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat
dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan
baterai, kerena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama
dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi. (FAO/WHO, 1976).
2.Merkuri
dan Toksisitasnya
Merkuri, baik logam
maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk tubuh manusia lewat pencernaan,
bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Namun bila
dalam bentuk logam, biasanya sebagian besar bisa diekskresikan. Sisanya akan
menumpuk di ginjal dan system saraf, yang suatu saat akan mengganggu bila
akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya,
namun dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak.
Oleh karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat dapat menyebabkan berbagai
gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi,
tuli, dan berbagai gangguan lain seperti yang terjadi pada kasus
minamata(Parvaneh,1979).
Merkuri yang terhisap
dapat lewat udara berdampak akut atau terakumulasi dan terbawa ke organ-organ
tubuh lainnya. Pada keracunan merkuri tingkat awal,pasien merasa mulutnya
kebal, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Jika
terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di
otak kecil yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang,
degenerasi pada sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil (Edward, 2008).
Logam berat (Hg dan Pb)
dalam air kebanyakan berbentuk ion dan logam tersebut diserap oleh kerang
secara langsung melalui air yang membran insang atau melalui makanan. Selain
itu juga dapat melalui kulit dan lapisan mukosa yang selanjutnya diangkut darah
dan dapat tertimbun dalam jantung dan ginjal kerang. Toksisitas yang
ditimbulkan akibat akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan
kematian bagi biota air yang mengkonsumsinya. (Ibnu Dwi Buwono dkk, 2005).
3.
Merkuri dan Efeknya terhadap Manusia dan Lingkungan
Sebagian besar merkuri yang terdapat
di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap
tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas dimana ± 3.000 jenis kegunaan dalam
industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang
digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk
pertanian(Christian,1970). Semua komponen merkuri dalam bentuk metil dan bentuk
alkil yang masuk kedalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebakan
kerusakan permanen pada otak, hati dan ginjal(Roger,1984).
Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil,
karboksil, amida, dan amina, dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat
menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri tergantung pada bentuk
komposisi merkuri, jalan masuknya kedalam tubuh dan lamanya berkembang. Bentuk
organic seperti metil-merkuri, sekitar 90% diabsorbsi oleh dinding usus, hal
ini jauh lebih besar daripada bentuk anorganik yang hanya sekitar 10%. Akan
tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif daripada bentuk
organic. Bentuk organic tersebut juga dapat menembus barrier darah dan plasenta
sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenetik dan gangguan saraf(Darmono,2001).
Indikator toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam
darah atau urin dan rambut. Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan,
biasanya menyerang sistem saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang
ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen merkuri dan komponen alkil
merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur
protein dan sistem enzim (Pinta, 1975).
Toksisitas merkuri pada manusia
dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organic. Keracunan
anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke 18 dan 19 dengan gejala tremor pada
orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke 18 , karena banyak pada
saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut. Perubahan
pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan
kronis akan menyebabkan kematian. Selain toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg
organic juga menimbulkan toksisitas yang sangat berbahaya.
3. KESIMPULAN
1.Merkuri (Hg)
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam
batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan
organik. Secara alami
merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut.
2.Pemanfaatan
logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia dan lingkungan. Bidang kedokteran, juga dalam bidang pertanian dan
dalam bidang industri.
3.Toksisitas
merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan
organic.
Daftar
Pustaka
Alfian, Zul. 2006.
Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan
Lingkungan. USU Repository.
Crishtian.1970. Atomic Absorption
Spectroscopy Application In Agriculture. Biology and Medicine Inc, New York.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan
Pencemarannya, hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press.Jakarta.
Edward. (2008). Pengamatan Kadar Merkuri
di Perairan Teluk Kao (Halmahera) dan Perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara.
Makara Sains. Volume 12. No. 2.November 2008. p. 97-98.
FAO/WHO. (1976). Mercury,
Environmental Health Criteria I. Geneva: WHO.
Ibnu Dwi Buwono, dkk. (2005). Upaya
Penurunan Kandungan Logam Hg (Merkuri) dan Pb (Timbal) pada Kerang Hijau (Mytilus
viridis Linn) dengan Konsentrasi dan Waktu Perendaman Na2CaEDTA yang
Berbeda. Jurnal Bionatura. Vol.7. No.3. November 2005. p192-195.
Irving. 1975. Ammoniate Mercury Toxicity
in Cattle.can.vet,16:153-156.
Parvaneh. 1979. An Investigation on the
Mercury Contamination of Persian Gulf Fish. Bull. Environ. Contam.Toxical.
23:357.
Pinta, M., (1975), Detection and
Determination of Trace Elements. USA: Ann Arbor Science Publisher, Inc.
Roger.1984.
Water Analysis:Inorganic Species 2nd Ed.Orlando, Florida, Academic
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar